Sabtu, 01 November 2014

RADANG DAN MEKANISME PROSES INFEKSI



MAKALAH PATOLOGI

RADANG DAN MEKANISME PROSES INFEKSI DAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Oleh:
Kelompok 7



TAHUN AJARAN
2013/2014


KATA PENGANTAR

Puji  syukur  penulis  panjatkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang  telah memberikan  rahmat-Nya  kepada  penulis,sehingga  penulis  dapat  menyelesaikan  makalah  ini  tepat  pada  waktunya.Makalah  ini memuat tentang “Radang Dan Mekanisme Proses Infeksi Dan Gangguan Sistem Reproduksi” Makalah  ini tidak  lepas  dari  kesalahan  dan  Penulis  menyadari  dalam penyusunan makalah  ini  masih  belum  sempurna.Oleh  karena  itu,penulis  mengharapkan  kritik dan saran yang  membangun  demi  perbaikan  dalam  penyusunan  makalah  ini.
Pada  kesempatan  ini  penulis  mengucapkan  terima  kasih  yang  sebesar-besarnya  kepada:
1.      Richi Ferdinand.S.Kep.,Ners  selaku  Dosen  Akademi  Keperawatan  Bethesda  Serukam  dan dosen  pembimbing  mata  kuliah“PATOLOGI” yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
2.      Teman-teman angkatan 13 yang telah memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah  ini  berguna  bagi  para  pembaca,terutama  mahasiswa/mahasiwi  Akademi Keperawatan  Bethesda  Serukam.




Serukam, 6 April 2014









ii
Daftar Isi
Cover..................................................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................... 1
B.     Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A.    Definisi ..................................................................................................................... 2
B.     Penyebab Peradangan................................................................................................ 2
C.     Jenis-jenis Radang..................................................................................................... 2
D.    Tanda-tanda Radang................................................................................................. 3
E.     Faktor Yang Mempengaruhi Peradangan Dan Penyembuhan................................... 4
F.      Mekanisme Infeksi..................................................................................................... 5
G.    Pembagian Infeksi..................................................................................................... 6
H.    Macam-Macam Infeksi Lainnya................................................................................ 6
I.       Stadium-Stadium Infeksi........................................................................................... 6
J.       Gangguan Sistem Reproduksi................................................................................... 8
1.      Gangguan Organ Reproduksi Wanita.................................................................. 8
2.      Gangguan Organ Reproduksi Pria....................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................................ 11
B.     Saran.......................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka









iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Setiap orang pasti pernah mengalami luka, baik luka ringan maupun luka berat. Kita akan menemui banyak kasus luka,Sebelum kita melakukan perawatan luka pada pasien,sebaiknya kita mengetahui lebih dalam tentang peradangan dan penyembuhan luka.Peradangan dan penyembuhan luka merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain namun berbeda dalam prinsip,mekanisme kerja,dan fungsinya.Proses yang terlebih dahulu terjadi adalah peradangan,karena peradangan merupakan salah satu fase yang harus dilewati sebelum terjadinya penyembuhan luka.
Sistem reproduksi pada manusia rentan mengalami penyakit, kelainan juga gangguan. Gejala tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa saja karena tumor, virus, bakteri atau memang disfungsi organ reproduksi yang disebbakan oleh hal-hal yang tak terduga misalnya makanan atau zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia.

B.       Tujuan
Agar Mahasiswa/i Dapat:
1.      Mengetahui Macam-macam radang dan mekanisme proses infeksi yang dapat terjadi pada tubuh manusia.
2.      Mengetahui penyebab peradangan.
3.      Menambah wawasan tentang peradangan dan infeksi dan ilmu dalam dunia kesehatan.
4.      Mengetahui dan memahami gangguan pada sistem reproduksi manusia.






1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Definisi
Radang dalam bahasa medik dikenal dengan Inflammasi yaitu suatu respon jaringan tubuh yang kompleks saat menerima rangsang yang kuat akibat pengrusakan sel, infeksi mikroorganisme  patogen dan iritasi. Radang juga merupakan proses tubuh mempertahankan diri dari aneka rangsangan tadi agar tubuh dapat meminimalisir dampak dari rangsangan tadi.  Peradangan dapat dikenali dengan adanya beberapa tanda khas yang sering menyertai, Aulus Cornelius Celcus (30 SM – 45 M) memberi istilah latin yaitu Rubor, Calor, Dolor, Tumor. Sementara Galen menambahkan dengan  Functio laesa. Menurut Katzung (2002):Radang ialah suatu proses yang dinamis dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau injury (jejas) yang dilakukan terutama oleh pembuluh darah (vaskuler) dan jaringan ikat (connective tissue).
B.       Penyebab Peradangan
a.       Infeksi dari mikroorganisme dalam jaringan.
b.      Trauma fisik.
c.       Cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau termal.
d.      Reaksi imun (menimbulkan respon hipersensitif dalam jaringan).

C.      Jenis-jenis Radang
1.      Radang Akut
Radang akut adalah respon yang cepat dan segera terhadap cedera yang didesain untuk mengirimkan leukosit ke daerah cedera.Leukosit membersihkan berbagai mikroba yang menginvasi dan memulai proses pembongkaran jaringan nekrotik. Terdapat 2 komponen utama dalam proses radang akut, yaitu perubahan penampang dan struktural dari pembuluh darah serta emigrasi dari leukosit.Perubahan penampang pembuluh darah akan mengakibatkan meningkatnya aliran darah dan terjadinya perubahan struktural pada pembuluh darah mikro akan memungkinkan protein plasma dan leukosit meninggalkan sirkulasi darah. Leukosit yang berasal dari mikrosirkulasi akan melakukan emigrasi dan selanjutnya berakumulasi di lokasi cedera.
2.      Radang Kronis
Radang kronis dapat diartikan sebagai inflamasi yang berdurasi panjang (berminggu-minggu hingga bertahun-tahun) dan terjadi proses secara simultan dari inflamasi aktif, cedera jaringan, dan penyembuhan.
2
Perbedaannya dengan radang akut,radang akut ditandai dengan perubahan vaskuler, edema, dan infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar.Sedangkan radang kronik ditandai oleh infiltrasi sel mononuklir (seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma), destruksi jaringan, dan perbaikan.
Radang kronik dapat timbul melalui satu atau dua jalan. Dapat timbul menyusul radang akut, atau responnya sejak awal bersifat kronik. Perubahan radang akut menjadi radang kronik berlangsung bila respon radang akut tidak dapat reda, disebabkan agen penyebab jejas yang menetap atau terdapat gangguan pada proses penyembuhan normal. Ada kalanya radang kronik sejak awal merupakan proses primer. Sering penyebab jejas memiliki toksisitas rendah dibandingkan dengan penyebab yang menimbulkan radang akut. Terdapat 3 kelompok besar yang menjadi penyebabnya, yaitu infeksi persisten oleh mikroorganisme intrasel tertentu (seperti basil tuberkel, Treponema palidum, dan jamur-jamur tertentu), kontak lama dengan bahan yang tidak dapat hancur (misalnya silika), penyakit autoimun. Bila suatu radang berlangsung lebih lama dari 4 atau 6 minggu disebut kronik. Tetapi karena banyak kebergantungan respon efektif tuan rumah dan sifat alami jejas, maka batasan waktu tidak banyak artinya. Pembedaan antara radang akut dan kronik sebaiknya berdasarkan pola morfologi reaksi.
D.      Tanda-Tanda Radang
Reaksi tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
1.    Rubor : Warna merah
      Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan.Saat reaksi peradangan timbul,terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan.
Sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengandarah.Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merahlokal karena peradangan akut.
2.      Kalor : Panas
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki suhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak dari pada ke daerah normal.
3.      Tumor : Pembengkakan
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.  

3
Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat meradang.

4.      Dolor : Rasa nyeri
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf.Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat merangsang saraf.Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang.

5.      Functiolaesa : Gangguan fungsi
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland, 2002).Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang.

E.       Faktor Yang Mempengaruhi Peradangan Dan Penyembuhan
Seluruh proses peradangan bergantung pada sirkulasi yang utuh kedaerah yang terkena. Jadi, jika ada defisiensi suplai darah kedaerah yang terkena, maka proses peradangannya sangat lambat, infeksi yang menetap dan penyembuhan yang jelek.
Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka atau daerah cidera atau daerah peradangan lainnya,salah satunya adalah bergantung pada poliferasi sel dan aktivitas sintetik,khususnya sensitif terhadap defisiensi suplai darah lokal dan juga peka terhadap keadaan gizi penderita.
Penyembuhan juga dihambat oleh adanya benda asing atau jaringan nekrotik dalam luka, oleh adanya infeksi luka dan immobilisasi yang tidak sempurna.
Komplikasi pada penyembuhan luka kadang-kadang terjadi saat proses penyembuhan luka. Jaringan parut mempunyai sifat alami untuk memendek dan menjadi lebih padat, dan kompak setelah beberapa lama. Akibatnya adalah kontraktur yang dapat membuat dareah menjadi cacat dan pembatasan gerak pada persendian.
Komplikasi penyembuhan yang kadang-kadang dijumpai adalah amputasi atau neuroma traumatik, yang secara sederhana merupakan poliferasi regeneratif dari serabut-serabut saraf kedalam daerah penyembuhan dimana mereka terjerat pada jaringan parut yang padat.


4
Macam-Macam Penyakit Radang
a.       Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).
b.      Radang Tenggorokan.
c.       Radang Lambung.
d.      Penyakit Radang/Pembesaran Prostat.dll
                   
F.       Mekanisme Infeksi
     Infeksi adalah:
Masuknya kuman penyakit kedalam tubuh hingga menimbulkan gejala–gejala penyakit.
Infeksi merupakan keadaan jaringan tubuh yang terpapar mikroorganisme baik oleh bakteri,virus,jamur maupun parasit.Sama seperti radang,infeksi dapat terjadi baik di permukaan luar tubuh maupun di permukaan rongga dalam tubuh.
Dalam perjalanannya, bagian tubuh yang terinfeksi akan mengalami proses peradangan. Paparan mikroorganisme pada permukaan tubuh akan merangsang tubuh untuk melakukan penolakan terhadap agen infeksius tersebut maka muncullah tanda-tanda peradangan seperti di atas.
Namun infeksi dapat juga terjadi belakangan setelah terlebih dulu terjadi radang Bagian tubuh yang terluka akan mengalami peradangan akibat terjadinya kerusakan jaringan,reaksi radang ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh agar kerusakan tidak bertambah luas.Akan tetapi dalam perjalanannya,permukaan luka dapat saja terpapar oleh mikroorganisme patogen.
Perjalanan infeksi dimulai jika ada jalur masuk (port d’entry).Lalu setelah melewati masa inkubasi yaitu waktu dimana agen infeksi masuk ke dalam tubuh sampai munculnya gejala awal infeksi maka penderita akan mengalami fase akut. Jadi saat seseorang merasakan timbulnya gejala infeksi maka sebenarnya agen penyebab infeksi itu sendiri telah masuk ke dalam tubuh beberapa waktu sebelumnya.Namun perlu diketahui bahwa tidak semua peradangan memerlukan antibiotik, kalaupun terjadi infeksi,tidak semua infeksi dapat diobati dengan antibiotik sebab infeksi yang penyebabnya bukan bakteri tentunya tidak efektif diobati dengan antibiotika.Setelah fase akut beberapa jenis infeksi dapat sembuh sendiri(self limiting diseases),ada juga yang sembuh dengan intervensi antibiotika sedangkan yang lainnya tidur (dormant) menjadi fase kronis dan sewaktu-waktu dapat aktif kembali.


5
Secara umum radang dan infeksi memilki perbedaan gejala yang sangat tipis,tetapi dengan memahami perbedaan ini kita berharap bisa mendapatkan pelayanan pengobatan yang rasional,efektif dan ekonomis. (dr.Amran).

G.      Pembagian Infeksi :
1.      PRIMER : Apabila terjadi secara langsung sebagai akibat dari proses yang ditimbulkan mikroorganisme sendiri.
2.      SEKUNDER :Terjadi oleh sesuatu sebab,misalnya:kelemahan tubuh,kelaparan, kelelahan,luka dan sebagainya.
H.      Macam-macam Infeksi lainnya
1.      REINFEKSI :Penyakit yang mula-mula sudah sembuh tapi kemudian muncul lagi.Disebut juga “Residif”.
2.      SUPER INFEKSI : Proses penyakit belum sembuh akan tetapi sudah disusul oleh infeksi yang lain. Disebut juga “infeksi Ganda”.
3.      INFEKSIOUS : Penyakit infeksi yang mudah menular dari seorang kepada orang lain. Disebut juga “Infeksiosa”.
4.      EPIDEMI : Penyakit infeksi yang bersifat menular, kadang–kadang dapat menyerang orang bayak dalam waktu singkat.
5.      PANDEMI : Merupakan Epidemi yang menyebar ke Negara lain.
6.      ENDEMI : Suatu penyakit yang terus–menerus secara menetap terdapat dalam daerah tertentu.
I.         Stadium–stadium Infeksi
1.      TAHAP RENTAN
Pada tahap ini individu masih dalam kondisi relatif sehat, namun peka atau labil, disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit, seperti umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dll. faktor – fator predisposisi tersebut mempercepat masuknya agen penyebab penyakit (mikroba patogen) untuk berinteraksi dengan pejamu.

2.      TAHAP INKUBASI
Inkubasi disebut juga masa tunas, masa dari mulai masuknya kuman kedalam tubuh (waktu kena tular) sampai pada waktu penyakit timbul. Setiap penyakit berlainan masa ikubasinya. Penularan penyakit dapat terjadi selama masa inkubasi.

6
            Lamanya masa inkubasi dipengaruhi oleh:
a.       Jenis mikroorganisme.
b.      Virulensi atau ganasnya mikroorganisme dan Jumlah mikroorganisme.
c.       Kecepatan berkembang biaknya mikroorganisme dan Kecepatan pembentukan toksin dari mikroorganisme.
d.      Porte de’entre (pintu masuk dari mikroorganisme).
e.       Endogen (daya tahan host atau tuan rumah).

3.      TAHAP SAKIT
Penderita dalam keadaan sakit.Merupakan tahap tergangunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala (signs and symptoms) penyakit.Dalam perjalanannya penyakit akan berjalan bertahap.Pada tahap awal,tanda dan gejala penyakit masih ringan.Penderita masih mampu melakukan aktivitas harian dan masih dapat diatasi dnegan berobat jalan.Pada tahap lanjut,penyakit tidak dapat diatasi dengan berobat jalan,karena penyakit bertambah parah,baik secara obyektif maupun subyektif.Pada tahap ini penderita tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari dan jika berobat umumnya membutuhkan perawatan.Penularan mikroorganisme melalui hidung,mulut,telinga,mata,urin,feses,sekret dari ulkus,luka,kulit,organ-organ dalam.

4.      TAHAP PENYEMBUHAN
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan penyakit tersebut dapat berakhir dengan 5 alternatif:
1)      Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi sel/jaringan/organ tubuh kembali seperti sediakala.
2)      Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh dari sakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.
3)      Pembawa (carier)
Perjalanan penyakit seolah-olah berhenti, ditandai dnegan menghilangnya tanda dan gejala penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab masih ada dan masih potensial sebagai sumber penularan.

7
4)      Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak berubah.
5)      Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagagalan fungsi-fungsi ogan.

J.        Gangguan Sistem Reproduksi
Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat berkembang biak, begitu juga dengan manusia. Manusia hanya mengalami reproduksi secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya. 
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan.Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Bakteri dapat menyebabkan beberapa gangguan pada organ reproduksi terutama organ reproduksi pada wanita. Keputihan dengan warna hijau dan bau merupakan salah satu gangguan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga dapat menyebabkan gangguan lebih lanjut berupa kista bahkan hingga menimbulkan kanker rahim.
1.      Gangguan Organ Reproduksi Wanita 
Penyakit yang bisa menyerang sistem reproduksi wanita bisa berupa gangguan menstruasi, kanker di wilayah genital, infeksi pada vagina dan juga endometriosis.
1.      Gangguan Menstruasi
Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan juga amenore sekunder. Amenore primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun dan diikuti dengan tidak berkembangnya unsur seksual sekunder. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak terjadinya proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami suklus menstruasi sebelumnya.
2.      kanker pada wilayah genital
Penyakit pada sistem reproduksi manusia ini banyak dijumpai biasanya pada wilayah ovarium, serviks dan juga vagina. Kanker vagina ini belum diketahui apa penyebab pastinya. Namun, para ahli menduga hal tersebut disebabkan oleh infeksi virus.
3.      Endometriosis
Merupakan gejala dimana jaringan endometrium wanita berada di luar wilayah rahim yakni di ovarium, oviduk, ataupun di jalur luar rahim wanita.

8
 Gejala yang paling lazim muncul antara lain nyeri pada bagian perut, wilayah pinggang yang sakit, serta rasa tak nyaman yang berlebihan saat menstruasi.
4.      infeksi vagina
Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan bau yang sangat menyengat dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan seksual.
5.      Mandul/Infertilitas
Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit maupun gangguan. Pada kondisi umum, wanita akan mengalami masa subur sekali dalam sebulan. Bagi wanita yang kurang subur biasanya tidak terdapat masa subur dalam jangka waktu tertentu. Dan hal ini menandakan gejala infertilitas. Hal ini biasa diatasi dengan berbagai metode salah satunya adalah terapi makanan dan lain-lain.
6.      Kanker Payudara
            Penyakit pada sistem reproduksi manusia tepatnya pada wanita adalah kanker payudara. Meski pria juga memiliki payudara namun penyakit yang satu ini lebih rentan menyerang wanita sebab jaringan lemak pada payudaranya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pria.
7.    Mola Hidalidosa
            Atau yang lebih populer dikenal dengan nama hamil anggur merupakan kondisi dimana wanita mengalami kehamilan namun tak ada janin yang tumbuh di dalam rahim melainkan hanya gelembung bernama mola juga darah yang membeku. Hamil anggur ini bisa mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa dan bahkan berbuntut pada kematian yang disebabkan pendarahan.
8.      Condiloma Accuminata
            Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus bernama Human Papiloma. Ia ditandai dengan munculnya kutil yang terus membesar dan akhirnya menjadi cikal kanker pada mulut rahim wanita.
2.      Gangguan Organ Reproduksi Pria
1.      Hipogonadisme
Merupakan gejala dimana terdapat penurunan fungsi testis pada pria dan disebabkan oleh adanya gangguan interaksi hormon yakni androgen dan juga estrogen. Penyakit ini bisa berujung pada kemandulan dan juga berkurangnya karakter maskulin pada pria.
9
2.      Kriptorkidisme
Adalah suatu kegagalan satu atapun dua testis untuk turun dari abodemen menuju scrotum saat pria masih bayi. Hal ini membuat hormon testoteron nya tidak berkembang dengan baik.
3.      Uretritis
Adalah peradangan pada bagian uretra dengan disertai dengan gejala rasa gatal yang berlebih terutama pada bagian penis. Pria yang terkena penyakit ini akan sering buang air kecil. Penyebabnya adalah virus herpes.
4.      Prostatitis
Adalah gejala dimana prostat meradang. Penyebabnya adalah bakteri bernama Escherichia colia.
5.      Epididimitis
Adalah infeksi yang biasanya terjadi pada sistem reproduksi pria. Penyakit yang satu ini biaanya disebabkan oleh bakteri E. Coli dan juga Chlamydia.
6.      Sifilis
Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan seseorang melalui hubungan seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi darah.
Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.
7.      Gonorrhea
Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri Neisseria Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang bebas dan menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna putih yang disertai dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil.
8.      AIDS
AIDS kepanjangan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Penyakit AIDS disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang system keekbalan tubuh manusia, sehingga penderita AIDS menjadi rentan terhadap berbagai infeksi.





10
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
2.      Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dll,
3.      Tanda-tanda klinis radang akut kembali timbul pada radang ini, seperti rubor, kalor, tumor, dolor, functio laesa.
4.      Infeksi adalah Masuknya kuman penyakit kedalam tubuh hingga menimbulkan gejala – gejala penyakit.Infeksi merupakan keadaan jaringan tubuh yang terpapar mikroorganisme baik oleh bakteri,virus,jamur maupun parasit Sama seperti radang,infeksi dapat terjadi baik di permukaan luar tubuh maupun di permukaan rongga dalam tubuh.
5.      Secara umum radang dan infeksi memilki perbedaan gejala yang sangat tipis,tetapi dengan memahami perbedaan ini kita berharap bisa mendapatkan pelayanan pengobatan yang rasional,efektif dan ekonomis. (dr.Amran).
6.      Laki-laki dan perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya. 
7.      Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan.

B.     Saran
1.      Sebaiknya jika terjadi peradangan pada kita, kita segera merawatnya dengan memberikan Antibiotic, Analgesik dan Antipiretik.
2.      Dengan mengetahui gejala-gejala awal peradangan kita dapat mengantisipasi dari awal jka terjadi peradangan pada pasien ataupun orang terdekat kita.
3.      Dengan mengetahui penyebab-penyebab pada peradangan maka kita dapat mencegah lebih awal sebelum terjadinya penyakit yang lebih parah.
4.      Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
5.      Mahasiswa/i memahami dan mempelajai lebih dalam tentang  bahaya-bahaya penyakit pada gangguan system reproduksi.
11
Daftar Pustaka
*    http://irwansyah-hukum.blogspot.com/2011/09/makalah-patologi-umum-radang.html
*    http://sadam-damchin.blogspot.com/2012/04/makalah-reaksi-peradangan.html
*    http://olah-raga-indonesia.blogspot.com/2012/04/mekanisme-infeksi.html
*    http://agus-sadrak.blogspot.com/2012/04/proses-peradangan.html
*    http://hamsahpk4.blogspot.com/2013/10/makalah-gangguan-sistem-reproduksi.html
*    http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-pada-sistem.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar