1. Konsep
Lanjut Usia (Lansia)
a.
Pengertian
lansia
Lansia dikatakan
sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut
Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun
(Maryam dkk, 2008). Lansia dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia
(Maryam dkk, 2008).
b.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses menua
Menurut Siti Bandiyah (2009) dalam Abdul muhith dan Sandu
(2016), penuaan dapat terjadi secara
fisiologis dan patologis. Penuaan yang terjadi sesuai dengan kronologis usia.
Faktor yang mempengaruhi yaitu:
1)
Hereditas
atau genetik
Kematian sel merupakan seluruh program kehidupan yang dikaitkan dengan peran DNA yang penting dalam mekanisme pengendalian fungsi sel. Secara genetik, perempuan ditentukan oleh sepasang kromosom X sedangkan laki-laki oleh satu kromosom X . Kromosom X ini ternyata membawa unsur kehidupan sehingga perempuan berumur lebih panjang dari pada laki-laki.
2)
Nutrisi
atau makanan
Berlebihan atau kekurangan menggangu keseimbangan reaksi
kekebalan.
3)
Status
kesehatan
Penyakit yang selama ini selalu dikaitkan dengan proses
penuaan, sebenarnya bukan disebabkan oleh proses menuanya sendiri, tetapi lebih
disebabkan oleh faktor luar yang merugikan yang berlangsung tetap dan
berkepanjangan.
4)
Pengalaman
hidup
a)
Paparan
sinar matahari : kulit yang tak terlindung sinar matahari akan mudah ternoda
oleh flek, kerutan dan menjadi kusam
b)
Kurang
olahraga: olahraga membantu pembentukan otot dan menyebabkan lancarnya
sirkulasi darah
c)
Mengkonsumsi
alkohol: alkohol dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada kulit dan
menyebabkan peningkatan aliran darah dekat permukaan kulit.
5)
Lingkungan
Proses menua secara biologik berlangsung secara alami dan
tidak dapat dihindari, tetapi seharusnya dapat tetap dipertahankan dalam status
sehat.
6)
Stres
Tekanan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan rumah, pekrjaan, ataupun masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya hidup akan berpengaruh terhadap proses penuaan.
c.
Proses menua
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan
yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai
sejak awal permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamih, yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa,
dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan
figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2015).
Menurut WHO dan Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Padila, 2013).
d.
Batasan
Lanjut Usia
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia
berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli
tentang batasan usia adalah sebagai berikut :
1)
Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu:
a)
Usia
pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
b)
Lanjut
usia (elderly) usia 60-74 tahun,
c)
Lanjut
usia tua (old) usia 75-90 tahun,
d)
Usia
sangat tua (very old) usia >90 tahun.
2)
Menurut
Dra. Ny. Jos Masdani, psikolog dari Universitas Indonesia, kedewasaan dibagi
empat bagian :
a)
Fase
iuventus usia 25-40 tahun,
b)
Fase
verilitas usia 40-50 tahun,
c)
Fase
prasenium usia 55-65 tahun,
d)
Fase
senium usia 65 tahun hingga tutup usia.
3)
Menurut
Hurlock (1979), perbedaan lanjut usia ada dua tahap:
a)
Early
old age (usia 60-70 tahun),
b)
Advanced
old age (usia >70 tahun).
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas, tedapat dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2. Menurut undang-undang tersebut lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita (Kushariyadi.2010).
e.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia
Perubahan-perubahan fisik pada lansia
menurut Maryam (2008):
1)
Sel
Jumlah
berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan cairan intraseluler
menurun.
2)
Kardiovaskuler
Katup jantung
menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun (menurunnya kontraksi dan
volume), elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat.
3)
Respirasi
Otot-otot
pernafasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas paru menurun, kapasitas
residu meningkat sehingga menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan
jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada
bronkus.
4)
Persarafan
Saraf panca
indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam merespon dan
waktu bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stress.Berkurang atau
hilangnya lapisan myelin akson, sehingga menyebabkan kurangnya respon
motorik dan reflek.
5)
Muskuloskeletal
Cairan tulang
menurun sehingga mudah rapuh, bungkuk, persendian membesar dan menjadi kaku,
kram, tremor, dan tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
6)
Gastrointestinal
Esophagus
melebar, asam lambung menurun, lapar menurun dan peristaltik menurun sehingga
daya absorbsi juga ikut menurun. Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ
aksesori menurun sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormone
dan enzim pencernaan.
7)
Pendengaran
Membrane timpani
atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran. Tulang-tulang pendengaran
mengalami kekakuan.
8)
Penglihatan
Respon terhadap
sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun,
lapang pandang menurun, dan katarak.
9)
Kulit
Keriput serta
kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban), kelenjar
keringat menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh berlebihan
seperti tanduk (Maryam, 2008).
DAFTAR
PUSTAKA
Heningsih. (2014). Gambaran Tingkat Ansietas Pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta. http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id . Di akses 15 November 2017
Kowalski. (2010). Hipertensi Pada Lanjut Usia. Jakarta:
Image Press
Kushariyadi. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika
Maryam, S. dkk. (2008).
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Muhith, A. & Sandu, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Andi
Nugroho, W. (2015). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC
Ode, S.
(2012).
Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika
Padila. (2013). Buku
Ajar Keperawatan Gerontik.Yogyakarta: Nuha Medika
Putri, D. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan Pada Lansia di Kelurahan Lembah Sari Rumbai Pesisir. Universitas
Riau. Di akses: http://repository.unri.ac.id
Sri, A. dkk. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Lansia Hipertensi Dalam Memeriksakan Tekanan Darahnya. Universitas Riau. JOM PSIK Vol 1 No 2, Oktober 2014. https://media.neliti.com. Diakses 30 Oktober 2017
Tamher, S. &
Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia
Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Tedjasukmana, P.
(2012). Tata Laksana Hipertensi.
Jakarta: Departemen Kardiologi, RS Premier Jatinegara dan RS Graha Kedoya
Tirtayasa, G. (2008).
Hubungan Kebiasaan Hidup dan Dukungan
Keluarga Lansia Dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Rendang Karang Asem
Bali. http://lib.unair.ac.id . Di akses 11 November 2017
TERIMA KASIH
BalasHapus