Minggu, 05 Maret 2023

Konsep Dasar Karies Gigi

 Konsep Dasar Karies Gigi

a.  Pengertian karies gigi

Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Penyakit ini ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Penyakit karies bersifat progresif dan kumulatif, bila dibiarkan tanpa disertai perawatan dalam kurun waktu tertentu kemungkinan akan bertambah parah. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan

( Kidd & Bell, 2013).

  

b.      Tanda dan gejala karies gigi

Tanda awal dari lesi karies adalah munculnya bercak putih kapur pada permukaan gigi, ini menunjukkan area demineralisasi enamel, dan dapat berubah menjadi cokelat Kehitaman tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga). Sebuah lesi yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti, meninggalkan noda. Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan memperlihatkan tanda karies aktif.

 

Daerah yang terkena dampak dari perubahan  warna gigi dan menjadi lunak ketika disentuh. Setelah pembusukan melewati email, dentin, yang memiliki bagian-bagian ke saraf gigi, dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada gigi yang berlubang apabila gigi tersebut terkena ransangan dingin, panas, makanan asin dan manis. Rasa sakit dan linu akan menghilang sekitar 1 sampai 2 detik setelah ransangan dihilangkan. Gigi karies juga dapat menyebabkan bau mulut (Hongini & Aditiawarman, 2012).

 

c.       Proses pembentukan karies gigi

Mulut merupakan tempat berkembangnya bakteri. Bakteri akan mengubah gula dan karbohidrat yang dimakan menjadi asam. Bakteri ini ada yang membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut sebagai plak yang menempel pada gigi. Plak ini biasanya sangat mudah menempel pada permukaan kunyah gigi, sela-sela gigi, keretakan pada permukaan gigi, dan batasan antara gigi dan gusi.

 

Proses hilangnya mineral dari struktur gigi dinamakan demineralisasi, sedangkan bertambahnya mineral dari struktur gigi dinamakan remineralisasi. Kerusakan gigi terjadi apabila demineralisasi lebih besar dari pada proses remineralisasi. Asam yang merusak dalam bentuk plak menyerang mineral pada permukaan luar email gigi. Erosi yang ditimbulkan plak akan menciptakan lubang kecil pada permukaan email yang awalnya tidak terlihat. Bila email berhasil ditembus, maka dentin yang lunak dibawahnya dapat terkena. Bila bakteri sampai ke pulpa yang sensitif maka terjadi peradangan pulpa. Pembuluh darah dalam pulpa akan membengkak, sehingga timbul rasa nyeri (Ramadhan, 2010).

 

d.      Faktor penyebab terjadinya karies gigi.

Faktor dalam penyebab terjadinya karies gigi terdiri dari mikroorganisme,host, substrat, dan waktu.

1)   Mikroorganisme

Mikroorganisme merupakan faktor paling penting dalam proses awal terjadinya karies. Mereka memfermentasi karbohidrat untuk memproduksi asam. Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri produk-produknya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan. Jika email yang bersih terpapar di rongga mulut maka akan ditutupi oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri atas glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan terbentuk segera setelah menyikat gigi.

 Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi. Asam terbentuk dari hasil fermentasi sakar diet oleh bakteri di dalam plak gigi. Sumber utamanya adalah glukosa yang masuk dalam plak gigi, sedangkan kuantitatif, sumber utama glukosa adalah sukrosa. Penyebab utama terbentuknya asam tadi adalah S.Mutans serotipe c yang terdapat di dalam plak karena kuman ini memetabolisme sukrosa menjadi asam lebih cepat dibandingkan kuman lain. 

2)   Host

Terbentuknya karies gigi diawali dengan terdapatnya plak yang mengandung bakteri pada gigi. Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat memungkinkan diserang karies. Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies tersebut adalah:

a)      Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar; pit bukal molar dan pit palatal insisif.

b)      Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit di bawah titik kontak.

c)      Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva.

d)      Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak pada pasien dengan resesi gingiva karena penyakit periodonsium.

e)      Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengeper.

f)       Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.

 

Dalam keadaan normal, gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva. Peranan saliva sangat besar,karena kerentanan gigi terhadap karies banyak bergantung kepada lingkungannya. Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH nya. Karies mungkin akan tidak terkendali jika aliran saliva berkurang atau menghilang.

 

3)   Substrat

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstrasel ( Kidd & Sally, 2013). Bakteri dalam mulut seseorang mengubah glukosa, fruktosa,dan sukrosa menjadi asam laktat melalui glikolisis yang disebut fermentasi.

 

Jika  dibiarkan kontak dengan gigi, asam dapat menyebabkan demineralisasi. Seperti remineralisasi juga dapat terjadi jika asam yang dinetralkan oleh air liur atau obat kumur. Fluorida pasta gigi dapat membantu remineralisasi. Jika demineralisasi terus dari waktu ke waktu, kandungan mineral yang mungkin akan hilang sehingga bahan organik yang lembut di tinggalkan hancur, dan membentuk rongga atau lubang. Hal ini disebabkan karena bakteri menggunakan energi dalam ikatan sakarida antara glukosa dan fruktosa (Hongini & Aditiawarman, 2012).

 

4)   Waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri dari saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini (Kidd & Sally, 2013). 

e.       Pencegahan dan penatalaksanaan karies gigi

Beberapa cara untuk mencegah terjadinya karies gigi antara lain adalah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor, menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dengan benar, fissure sealant atau menutup celah gigi (Ramadhan, 2010). Penatalaksanaan karies gigi adalah sebagai berikut :

1)        Menutup lubang gigi (tambal gigi)

2)        Pencabutan gigi

3)        Pulp capping atau pemberian kalsium hidroksida untuk mempertebal lapisan dentil.

4)        Endodontic  atau perawatan untuk mengatasi dan mengobati lubang gigi yang mengalami infeksi ( Ramadhan, 2010). 

Menurut Tarigan (2013), upaya peningkatan kesehatan gigi meliputi:

a.       Pengaturan diet, yaitu mengurangi asupan karbohidrat.

b.      Kontrol Plak, yaitu dengan cara menggosok gigi dengan baik dan benar, menggunakan pasta gigi, serta pemilihan sikat gigi yang baik.

c. Penggunaan flour, yaitu menggunakan flour dalam air minum, pengolesan topikal serta penggunaan pasta gigi yang mengandung flour.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar