Konsep Dasar Karies Gigi
a. Pengertian
karies gigi
Karies gigi merupakan
suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang
disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
diragikan. Penyakit ini ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan
keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya,
terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke
jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Penyakit karies bersifat
progresif dan kumulatif, bila dibiarkan tanpa disertai perawatan dalam kurun
waktu tertentu kemungkinan akan bertambah parah. Walaupun demikian, mengingat
mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini
dapat dihentikan
( Kidd & Bell, 2013).
b. Tanda
dan gejala karies gigi
Tanda awal dari lesi karies adalah
munculnya bercak putih kapur pada permukaan gigi, ini menunjukkan area
demineralisasi enamel, dan dapat berubah menjadi cokelat Kehitaman tapi
akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga). Sebuah lesi yang muncul
cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah hadir tapi proses
demineralisasi telah berhenti, meninggalkan noda. Sebuah bercak cokelat yang
kusam dalam penampilan memperlihatkan tanda karies aktif.
Daerah yang terkena dampak dari
perubahan warna gigi dan menjadi lunak
ketika disentuh. Setelah pembusukan melewati email, dentin, yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi, dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada gigi
yang berlubang apabila gigi tersebut terkena ransangan dingin, panas, makanan
asin dan manis. Rasa sakit dan linu akan menghilang sekitar 1 sampai 2 detik
setelah ransangan dihilangkan. Gigi karies juga dapat menyebabkan bau mulut
(Hongini & Aditiawarman, 2012).
c. Proses
pembentukan karies gigi
Mulut
merupakan tempat berkembangnya bakteri. Bakteri akan mengubah gula dan
karbohidrat yang dimakan menjadi asam. Bakteri ini ada yang membentuk suatu
lapisan lunak dan lengket yang disebut sebagai plak yang menempel pada gigi.
Plak ini biasanya sangat mudah menempel pada permukaan kunyah gigi, sela-sela
gigi, keretakan pada permukaan gigi, dan batasan antara gigi dan gusi.
Proses hilangnya mineral dari
struktur gigi dinamakan demineralisasi, sedangkan bertambahnya mineral dari
struktur gigi dinamakan remineralisasi. Kerusakan gigi terjadi apabila
demineralisasi lebih besar dari pada proses remineralisasi. Asam yang merusak
dalam bentuk plak menyerang mineral pada permukaan luar email gigi. Erosi yang
ditimbulkan plak akan menciptakan lubang kecil pada permukaan email yang
awalnya tidak terlihat. Bila email berhasil ditembus, maka dentin yang lunak
dibawahnya dapat terkena. Bila bakteri sampai ke pulpa yang sensitif maka
terjadi peradangan pulpa. Pembuluh darah dalam pulpa akan membengkak, sehingga
timbul rasa nyeri (Ramadhan, 2010).
d. Faktor
penyebab terjadinya karies gigi.
Faktor dalam penyebab
terjadinya karies gigi terdiri dari mikroorganisme,host, substrat, dan waktu.
1) Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan
faktor paling penting dalam proses awal terjadinya karies. Mereka memfermentasi
karbohidrat untuk memproduksi asam. Plak gigi merupakan lengketan yang berisi
bakteri produk-produknya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi
bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui
serangkaian tahapan. Jika email yang bersih terpapar di rongga mulut maka akan
ditutupi oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini
terutama terdiri atas glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan terbentuk
segera setelah menyikat gigi.
Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi. Asam terbentuk dari hasil fermentasi sakar diet oleh bakteri di dalam plak gigi. Sumber utamanya adalah glukosa yang masuk dalam plak gigi, sedangkan kuantitatif, sumber utama glukosa adalah sukrosa. Penyebab utama terbentuknya asam tadi adalah S.Mutans serotipe c yang terdapat di dalam plak karena kuman ini memetabolisme sukrosa menjadi asam lebih cepat dibandingkan kuman lain.
2) Host
Terbentuknya karies gigi
diawali dengan terdapatnya plak yang mengandung bakteri pada gigi. Oleh karena
itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat memungkinkan diserang
karies. Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies tersebut adalah:
a) Pit
dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar; pit bukal molar dan pit
palatal insisif.
b) Permukaan
halus di daerah aproksimal sedikit di bawah titik kontak.
c) Email
pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva.
d) Permukaan
akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak pada pasien
dengan resesi gingiva karena penyakit periodonsium.
e) Tepi
tumpatan terutama yang kurang atau mengeper.
f) Permukaan
gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.
Dalam
keadaan normal, gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva. Peranan saliva sangat
besar,karena kerentanan gigi terhadap karies banyak bergantung kepada
lingkungannya. Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih dini karena
banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam
melakukan remineralisasi meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi
komposisi mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH nya. Karies
mungkin akan tidak terkendali jika aliran saliva berkurang atau menghilang.
3) Substrat
Dibutuhkan
waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk
membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini
menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida
ekstrasel ( Kidd & Sally, 2013). Bakteri dalam mulut seseorang mengubah
glukosa, fruktosa,dan sukrosa menjadi asam laktat melalui glikolisis yang
disebut fermentasi.
Jika dibiarkan kontak dengan gigi, asam dapat
menyebabkan demineralisasi. Seperti remineralisasi juga dapat terjadi jika asam
yang dinetralkan oleh air liur atau obat kumur. Fluorida pasta gigi dapat
membantu remineralisasi. Jika demineralisasi terus dari waktu ke waktu,
kandungan mineral yang mungkin akan hilang sehingga bahan organik yang lembut
di tinggalkan hancur, dan membentuk rongga atau lubang. Hal ini disebabkan
karena bakteri menggunakan energi dalam ikatan sakarida antara glukosa dan
fruktosa (Hongini & Aditiawarman, 2012).
4) Waktu
Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri dari saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini (Kidd & Sally, 2013).
e. Pencegahan
dan penatalaksanaan karies gigi
Beberapa cara untuk
mencegah terjadinya karies gigi antara lain adalah menyikat gigi dengan pasta
gigi yang mengandung fluor, menjaga
kebersihan gigi dengan menyikat gigi dengan benar, fissure sealant atau menutup celah gigi (Ramadhan, 2010). Penatalaksanaan
karies gigi adalah sebagai berikut :
1)
Menutup lubang gigi (tambal gigi)
2)
Pencabutan gigi
3)
Pulp capping atau pemberian kalsium hidroksida
untuk mempertebal lapisan dentil.
4) Endodontic atau perawatan untuk mengatasi dan mengobati lubang gigi yang mengalami infeksi ( Ramadhan, 2010).
Menurut Tarigan (2013), upaya peningkatan kesehatan gigi meliputi:
a.
Pengaturan diet, yaitu mengurangi
asupan karbohidrat.
b. Kontrol Plak, yaitu dengan cara menggosok gigi dengan baik dan benar, menggunakan pasta gigi, serta pemilihan sikat gigi yang baik.
c. Penggunaan flour, yaitu menggunakan flour dalam air minum, pengolesan topikal serta penggunaan pasta gigi yang mengandung flour.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar