Sabtu, 04 Maret 2023

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN (PENKES)

Pendidikan Kesehatan

1.      Definisi

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarkat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 2010).

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan (Notoadmojo, 2012).

Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia yang meliputi komponen pengetahuan, sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik secara individu, kelompok maupun masyarakat, serta merupakan komponen dari program kesehatan (Suliha, 2002).

Pendidikan kesehatan adalah upaya menterjemahkan apa yang telah diketahui tentang kesehatan kedalam perilaku yang diinginkan dari perorangan ataupun masyarakat melalui proses pendidikan. Edukasi adalah salah satu bentuk pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat setidaknya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu ajaran yang ada hubungannya dengan kesehatan ( Susilo, 2011).

2.      Tujuan pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan bertujuan meningkatkan pengetahuan,  kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan. Tujuan tersebut dapat diperinci menjadi:

a.       Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.

b.      Menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

c.       Mendorong pengembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.

d.      Agar klien mempelajari apa yang dapat dilakukan sendiri dan bagaimana caranya tanpa meminta pertolongan kepada sarana pelayanan kesehatan formal.

e.       Agar terciptanya suasana yang kondusif dimana individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mengubah sikap dan tingkah lakunya. (Ali, 2010).

3.      Tahap-tahap kegiatan pendidikan kesehatan

Tahap-tahap pendidikan kesehatan, yaitu:

a.       Tahap Sensitisasi

Tahap ini dilakukan untuk memberi informasi kesadaran pada masyarakat terhadap adanya hal-hal penting berkaitan dengan kesehatan. Misalnya kesadaran akan kesehatan, pelayanan kesehatan, wabah penyakit dan kegiatan imunisasi anak.

b.      Tahap Publisitas

Tahap ini adalah tahap kelanjutan dari tahap sensitisasi, yaitu proses release dikeluarkan oleh departemen kesehatan untuk menjelaskan lebih lanjut jenis atau macam pelayanan kesehatan.

c.       Tahap Edukasi

Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap sensitisasi. Tujuannya untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap serta, mengarahkan kepada prilaku yang diinginkan oleh kegiatan tersebut.

d.      Tahap Motivasi

Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap edukasi perorangan atau masyarakat setelah mengikuti pendidikan kesehatan, benar-benar mengubah prilaku sehari-hari (Azwar dikutip dalam susilo, 2011).


Metode dan Teknik Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmodjo (2010), metode dan teknik pendidikan kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau metode dan alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan promosi kesehatan. Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:

a.       Metode pendidikan kesehatan individual

Metode ini digunakan apabila antara promoter kesehatan dan sasaran atau kliennya dapat berkomunikasi langsung, baik bertatap muka (face to face) maupun melalui sarana komunikasi lainnya, misal telepon. Metode dan teknik pendidikan kesehatan yang individual ini yang terkenal adalah “councelling”.

b.      Metode pendidikan kesehatan kelompok

Sasaran kelompok dibedakan menjadi dua, yaitu:

1)      Kelompok kecil (6-15 orang)

Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk kelompok kecil, misalnya diskusi kelompok, metode curah pendapat (brain storming), bola salju (snow ball), bermain peran (role play), metode permainan simulasi (simulation game), dan sebagainya. Untuk mengefektifkan metode ini perlu dibantu dengan alat bantu atau media, misalnya lembar balik (flip chart), alat peraga, slide, dan sebagainya.

2)      Kelompok besar (15-50 orang)

Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk kelompok besar, misalnya metode ceramah yang diikuti atau tanpa diikuti dengan tanya jawab, seminar, loka karya, dan sebagainya. Untuk memperkuat metode ini perlu dibantu pula dengan alat bantu misalnya, overhead projector, slide projector, film, sound system, dan sebagainya.

c.       Metode pendidikan kesehatan massa

Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk massa yang sering digunakan adalah:

1)      Ceramah umum, misalnya dilapangan terbuka dan tempat-tempat umum.

2)      Penggunaan media massa elektronik, seperti radio dan televisi. Penyampaian pesan melalui radio atau TV ini dapat dirancang dengan berbagai bentuk,misalnya talk show, dialog interaktif, simulasi, dan sebagainya.

3)      Penggunaan media cetak, seperti koran, majalah, buku, leaflet, selebaran poster,dan sebagainya. Bentuk sajian dalam media cetak ini juga bermacam-macam, antara lain artikel tanya jawab, komik, dan sebagainya.

4)      Penggunaan media di luar ruang,misalnya billboard, spanduk.

 

 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2007) Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a.       Faktor penyuluh

Faktor penyuluh yang meliputi kurangnya persiapan, kurangnya penguasaan materi yang akan dijelaskan oleh pemberi materi, penampilam yang kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara pemberi materi yang terlalu kecil, dan penampilan materi yang monoton sehingga membosankan.

b.      Faktor sasaran

Faktor sasaran yang meliputi tingkat pendidikan sasaran yg terlalu rendah, tingkat sosial ekonomisa saran yg terlalu rendah, kepercayaan dan adat istiadat yang telah lama tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, dan kondisi tempat tinggal sasaran yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan perilaku.

c.       Faktor proses

Faktor proses penyuluhan yang meliputi waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan yang dilakukan di tempat yang dekat keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan, jumlah sasaran yang terlalu banyak, alat peraga dalam penyuluhan kesehatan kurang, metode yang digunakan kurang tepat, dan bahasa yang digunakan sulit dimengerti oleh sasaran.

6.      Media penyuluhan

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunaakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan (penyuluhan) ke penerima pesan (sasaran) sehingga dapat menerangkan fikiran,perasaan, perhatian, dan minat sasaran sedemikian rupa sehingga terjadi pemahaman, pengertian dan penghayatan dari apa yang diterangkan (Effendy, 2012)

 a.       Macam-macam Alat Peraga

Alat peraga yang digunakan peneliti dalam pendidikan kesehatan pada penelitian ini yaitu:

1)      Alat bantu lihat (visual aids)

Berguna dalam membantu menstimulasi indra penglihatan pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Yang termasuk dalam alat bantu ini adalah slide (power point) dan gambar.

2)      Leaflet

Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khususnya untuk suatu tujuan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar