Pendidikan Kesehatan
1. Definisi
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarkat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 2010).
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan (Notoadmojo, 2012).
Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia yang meliputi komponen pengetahuan, sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik secara individu, kelompok maupun masyarakat, serta merupakan komponen dari program kesehatan (Suliha, 2002).
Pendidikan kesehatan adalah upaya menterjemahkan apa yang telah diketahui tentang kesehatan kedalam perilaku yang diinginkan dari perorangan ataupun masyarakat melalui proses pendidikan. Edukasi adalah salah satu bentuk pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat setidaknya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu ajaran yang ada hubungannya dengan kesehatan ( Susilo, 2011).
2.
Tujuan pendidikan kesehatan
Pendidikan
kesehatan bertujuan meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan aktif
berperan serta dalam upaya kesehatan. Tujuan tersebut dapat diperinci menjadi:
a.
Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu
yang bernilai di masyarakat.
b.
Menolong individu agar mampu secara
mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c.
Mendorong pengembangan dan
penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.
d.
Agar klien mempelajari apa yang
dapat dilakukan sendiri dan bagaimana caranya tanpa meminta pertolongan kepada
sarana pelayanan kesehatan formal.
e.
Agar terciptanya suasana yang
kondusif dimana individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mengubah sikap dan
tingkah lakunya. (Ali, 2010).
3.
Tahap-tahap kegiatan pendidikan kesehatan
Tahap-tahap pendidikan
kesehatan, yaitu:
a.
Tahap Sensitisasi
Tahap ini dilakukan untuk memberi informasi kesadaran pada masyarakat terhadap adanya hal-hal penting
berkaitan dengan kesehatan. Misalnya kesadaran akan kesehatan, pelayanan
kesehatan, wabah penyakit dan kegiatan imunisasi anak.
b.
Tahap Publisitas
Tahap ini adalah tahap kelanjutan
dari tahap sensitisasi, yaitu proses release dikeluarkan oleh departemen
kesehatan untuk menjelaskan lebih lanjut jenis atau macam pelayanan kesehatan.
c.
Tahap Edukasi
Tahap ini adalah kelanjutan dari
tahap sensitisasi. Tujuannya untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap serta,
mengarahkan kepada prilaku yang diinginkan oleh kegiatan tersebut.
d.
Tahap Motivasi
Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap edukasi perorangan atau masyarakat setelah mengikuti pendidikan kesehatan, benar-benar mengubah prilaku sehari-hari (Azwar dikutip dalam susilo, 2011).
Metode dan Teknik Pendidikan Kesehatan
Menurut
Notoadmodjo (2010), metode dan teknik pendidikan kesehatan adalah suatu kombinasi
antara cara-cara atau metode dan alat-alat bantu atau media yang digunakan
dalam setiap pelaksanaan promosi kesehatan. Berdasarkan sasarannya, metode dan
teknik pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:
a.
Metode pendidikan kesehatan
individual
Metode ini
digunakan apabila antara promoter kesehatan dan sasaran atau kliennya dapat
berkomunikasi langsung, baik bertatap muka (face
to face) maupun melalui sarana komunikasi lainnya, misal telepon. Metode
dan teknik pendidikan kesehatan yang individual ini yang terkenal adalah “councelling”.
b.
Metode pendidikan kesehatan kelompok
Sasaran
kelompok dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)
Kelompok kecil (6-15 orang)
Metode dan teknik pendidikan
kesehatan untuk kelompok kecil, misalnya diskusi kelompok, metode curah pendapat
(brain storming), bola salju (snow ball), bermain peran (role play), metode permainan simulasi (simulation game), dan sebagainya. Untuk
mengefektifkan metode ini perlu dibantu dengan alat bantu atau media, misalnya
lembar balik (flip chart), alat
peraga, slide, dan sebagainya.
2)
Kelompok besar (15-50 orang)
Metode dan teknik pendidikan
kesehatan untuk kelompok besar, misalnya metode ceramah yang diikuti atau tanpa
diikuti dengan tanya jawab, seminar, loka karya, dan sebagainya. Untuk
memperkuat metode ini perlu dibantu pula dengan alat bantu misalnya, overhead projector, slide projector, film,
sound system, dan sebagainya.
c.
Metode pendidikan kesehatan massa
Metode dan
teknik pendidikan kesehatan untuk massa yang sering digunakan adalah:
1)
Ceramah umum, misalnya dilapangan
terbuka dan tempat-tempat umum.
2)
Penggunaan media massa elektronik,
seperti radio dan televisi.
Penyampaian pesan
melalui radio atau TV ini dapat dirancang dengan berbagai bentuk,misalnya talk show, dialog
interaktif, simulasi, dan sebagainya.
3)
Penggunaan media cetak, seperti
koran, majalah, buku, leaflet, selebaran
poster,dan sebagainya. Bentuk sajian dalam media cetak ini juga bermacam-macam, antara lain artikel tanya jawab, komik, dan sebagainya.
4)
Penggunaan media di luar
ruang,misalnya billboard, spanduk.
Menurut
Notoatmodjo (2007) Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.
Faktor penyuluh
Faktor penyuluh yang meliputi
kurangnya persiapan, kurangnya penguasaan materi yang akan dijelaskan oleh
pemberi materi, penampilam yang kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara pemberi
materi yang terlalu kecil, dan penampilan materi yang monoton sehingga
membosankan.
b.
Faktor sasaran
Faktor sasaran yang meliputi tingkat
pendidikan sasaran yg terlalu rendah, tingkat sosial ekonomisa saran yg terlalu rendah, kepercayaan dan adat istiadat yang telah lama
tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, dan kondisi tempat tinggal sasaran
yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan perilaku.
c.
Faktor proses
Faktor proses penyuluhan yang
meliputi waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran,
tempat penyuluhan yang dilakukan di tempat yang dekat keramaian sehingga
menggangu proses penyuluhan, jumlah sasaran yang terlalu banyak, alat peraga
dalam penyuluhan kesehatan kurang, metode yang digunakan kurang tepat, dan
bahasa yang digunakan sulit dimengerti oleh sasaran.
6.
Media penyuluhan
Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunaakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan (penyuluhan) ke penerima
pesan (sasaran) sehingga dapat menerangkan fikiran,perasaan, perhatian, dan
minat sasaran sedemikian rupa sehingga terjadi pemahaman, pengertian dan
penghayatan dari apa yang diterangkan (Effendy, 2012)
Alat peraga yang
digunakan peneliti dalam pendidikan kesehatan pada penelitian ini yaitu:
1) Alat
bantu lihat (visual aids)
Berguna dalam membantu
menstimulasi indra penglihatan pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan.
Yang termasuk dalam alat bantu ini adalah slide (power point) dan gambar.
2) Leaflet
Leaflet adalah selembar
kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khususnya untuk suatu
tujuan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar